Rahim Pengganti

Bab 73 "Kejutan Untuk Carissa"



Bab 73 "Kejutan Untuk Carissa"

0Bab 73     
0

Kejutan untuk Carissa     

"Jaga ucapan kamu Siska," ucap Mama Ratih.     

"Kenapa? Apa yang aku ucapkan itu benar kan. Tolong jangan buat Mbak Caca seperti ini." Siska segera meninggalkan ruangan makan, wanita itu tiba tiba tidak nafsu makan lagi, Bian menatap ke arah Mama Ratih.     

"Kita harus menyelesaikan semuanya Ma. Aku gak bisa seperti ini," ujarnya.     

" Iya Mama juga gak sanggup Bian."     

***     

Carissa berdiri di balkon kamarnya, setelah menyusui Melody wanita itu pergi ke sana, terpahan angin malam sangat menyusuk kulit. Tatapan mata Caca menatap kea rah depan, setetes air matanya mengalir, bukan seperti ini yang dia inginkan. Mengingat masa masa itu, membuat Caca memejamkan matanya rasanya sangat sakit, sakit hingga dadanya begitu sesak.     

Hingga seseorang memeluknya dari belakang, sontak hal itu membuat Caca terkejut, wanita itu memcoba melepaskan namun, tidak bisa. Orang itu menggunakan pakaian serba hitam, mendekap mulut Caca dan membawanya keluar dari dalam kamar.     

"Supprise!!" pekik semua orang. Wanita itu kaget dengan apa yang ada di depan nya saat ini, ada Mama Ratih, Bunda Iren, Siska kedua teman suaminya Carissa bingung ada apa sebenarnya.     

Kapan Bunda Iren datang, kenapa dengan ini semua hal itulah yang terlintas di kepala Caca. Wanita itu menatap ke arah suaminya dan saat ini sedang memengang sebuah kue dengan lilin yang menyalah.     

"Selamat ulang tahun istriku. Maaf sudah membuat kamu bersedih, ini semua adalah rencana semuanya. Sekali lagi, maaf sayang," ucap Bian. Caca terdiam, wanita itu menatap ke arah suaminya, sang Mama mertua mendekati Carissa dan memeluknya. Mama Ratih juga meminta maaf karena sikapnya yang memang sengaja untuk sebuah kejutan ini. Air mata Caca mengalir sangat deras, Caca tidak pernah berharap diperlakukan seperti ini. Namun, lihat lah mereka begitu menyanyangi nya.     

***     

Ruang keluarga sudah ramai dengan suara besar Jodi. Pria itu bahkan sampai membangunkan Melody, untung lah anak itu tidak rewel sehingga tidak membuat mereka repot.     

"Ayo potong kuenya mbak. Terus gak usah kasih Mas Bian, masa dia tega buat Mbak bersedih," kompor Siska. Bian hanya memutar mata nya malas, pria itu tadi hampir di pukul oleh Siska kalau tidak sang Mama masuk ke dalam kamar.     

Siska kesal karena Bian tidak memberitahu mengenai kejutan ini. Sedangkan Bian tidak tega jika, seluruh keluarga yang memperlakukan Caca.     

"Siska," tegur Mama Ratih. Mendengar teguran itu membuat Bian mengeluarkan lindahnya kedua nya selalu saja seperti ini.     

Carissa lalu memotong kuenya, potongan pertama ia berikan untuk Bunda Iren. Wanita yang dengan susah payah mendidik dan membesarkan diri nya. Lalu, beralih kepada sang mertua. Di sini kedua nya saling berpelukan, Mama Ratih adalah sosok mertua yang tidak pernah membeda beda kan semua nya. Bagi Mama Ratih, Carissa bukan hanya seorang menantu tapi juga anak untuk nya.     

Setelah itu, potongan kue ke tiga di berikan untuk Bian. Pria itu menerimanya dengan perasaan yang begitu bahagia. Tak lupa Bian mengecup dahi, Caca cukup lama.     

"Terima kasih Sayang. Sekali lagi selamat ulang tahun, doa terbaik untuk kamu. Selalu jadi istri dan unik yang luar biasa. I love you," bisik Bian. Carissa hanya tersenyum, wajahnya sudah dapat dipastikan sudah merah merona.     

Selalu seperti itu, Caca masih saja malu jika suaminya mengatakan hal yang membuat baper seperti saat ini.     

***     

Di dalam kamar ini, keduanya menghabiskan malam mereka merindukan satu dengan lainnya sentuhan demi sentuhan diberikan oleh Bian. Sudah cukup selama beberapa hari ini, hingga akhirnya hari yang di tunggu datang.     

Dan hal itu, dimanfaatkan oleh Bian untuk memadu kasih dengan sang istri. Melody, sengaja di ajak tidur dengan kedua neneknya. Mereka seolah mengerti dengan apa yang akan terjadi. Namun, kasihan dengan Elang dan Siska, keduanya harus mendengarkan suara desahan yang dikeluarkan oleh Bian.     

"Mashh, aku sudah tidak sanggup lagi," ucap Carissa dengan suara penuh desahan. Pria itu terus berada di atas Caca dengan tangan nya yang sudah meremas kedua bukit kembar milik Caca.     

Sesekali Bian menghisap keduanya, seperti Melody yang jika haus akan sangat sulit di kontrol, hal itulah yang terjadi saat ini.     

"Kenapa kamu selalu nikmat, Mas rasanya tidak tahan. Ini benar benar sangat nikmat Sayang," balas Bian.     

Keduanya tidak tahu, jika suara itu terdengar jelas di kamar sebelah. Kamar mereka berdua ada di tengah sedangkan kamar Siska di sebelah kiri, dan kamar milik Elang di sebelah kanan.     

"Anjing banget sih Elang. Gue ngedengernya bikin, pengen. Astaga Elang," gerutunya kesal. Elang lalu keluar dari dalam kamar, pria itu tidak tahan dengan permainan panas yang dilakukan oleh sahabatnya itu.     

***     

Di sinilah Elang, di ruang televisi. Pria itu duduk sembari membuka saluran televisi. Diliriknya jam menunjukkan pukul 02.00 pagi, Elang mendesah pelan saat ini rasa kantuk sangat menyerang nya. Ingin tidur namun, tidak bisa karena kedua makhluk itu sedang bercinta.     

Siska ternyata ikut keluar dari dalam kamarnya, gadis itu tidak bisa tertidur dengan nyenyak akibat tingkah laku kedua orang manusia itu.     

"Loh kak Elang kenapa ada di sini?" tanya Siska. Gadis itu segera duduk di samping Elang.     

"Gue lagi gak ngantuk," jawabnya. Siska menoleh ke arah Elang, tidak mungkin Elang tidak mengantuk sedangkan dari matanya saja sudah terlihat jika pria itu menahan kantuknya.     

"Udah deh gak bohong. Ini kak Elang di sini, pasti karena kegiatan dua orang reseh di dalam sana kan?" tanya Siska mendapatkan pertanyaan seperti itu membuat Elnag hanya terdiam. Tidak mungkin dirinya mengatakan hal yang sebenarnya namun, apa yang di ucapkan oleh Siska ada benarnya.     

Keduanya terdiam, tidak ada yang berbicara sedikit pun hingga film yang ada di depan mereka saat ini menampilkan adegan ciuman. Hal itu membuat mata, Elang menatap tajam begitu juga dengan Siska.     

Asli yang ada di dalam televisi benar benar membuat kedua nya panas dingin. Keduanya saling menatap, hingga entah siapa yang memulai kedua bibir mereka menyatu. Elang melumat bibir Siska dengan sangat dalam, menyatukan kedua Saliva dan lidah mereka. Menghisapnya dengan hisapan yang begitu dalam, bahkan tangan Elang tidak tinggal diam pria itu meremas bukit kembar milik Siska.     

Hal itu sontak membuat Siska mendorong Elang, gadis itu tersadar dengan apa yang terjadi, sebuah tamparan mengenai pipi Elang.     

"Maaf ka. Maaf, aku gak sengaja," ujar Elang mencoba meminta maaf namun, Siska lebih memilih pergi dari tempat tersebut meninggalkan Elang yang menatap Siska dengan tatapan bersalah.     

***     

Pagi harinya kedua manusia itu terlihat diam, semalam Elang tidak bisa tidur dengan apa yang terjadi tadi malam. Bahkan pria itu selalu menyetuh dadanya yang berdetak sangat hebat, bukan hanya Elang Siska juga seperti itu.     

Lingkaran mata panda terlihat jelas di matanya, raut wajah tidak segar juga. Hal itu membuat semua orang menatap dan bertanya kepad Siska. Namun, gadis itu hanya menggelengkan kepalanya.     

Sedangkan Elang, merasa sesak dan bersalah akan apa yang dirinya lakukan, kepada wanita itu. Mata Elang menatap ke arah Siska, gadis itu membuang mukanya tidah ingin melihat wajah Elang.     

##     

Selamat membaca yaaa. Love you guys, sehat terus dan terima kasih buat semuanya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.